Kamis, 19 Mei 2022

Koneksi Antar Materi Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 3.2.a.9. Koneksi Antar Materi Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya. Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.

Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

  1. Murid
  2. Kepala Sekolah
  3. Guru
  4. Staf/Tenaga Kependidikan
  5. Pengawas Sekolah
  6. Orang Tua
  7. Masyarakat sekitar sekolah

Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:

Keuangan

Sarana dan prasarana

Pengelolaan sumber daya dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu:

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)  akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja.  Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif.  Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih.  Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.  Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Implementasidi dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Perubahan masyarakat yang signifikan karena warga lokal dalam masyarakat tersebut yang mengupayakan perubahan. Apabila kita aplikasikan ke lingkungan sekolah dan seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan maka perubahan tersebut pasti akan terjadi.

Warga masyarakat akan bertanggung jawab pada yang sudah mereka mulai.  Dengan demikian setiap warga sekolah akan bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai.

Membangun dan membina hubungan merupakan inti dari membangun masyarakat inklusif yang sehat.  Membangun dan membina hubungan antar warga sekolah, seperti hubungan guru-guru, guru – kepala sekolah, guru – murid – guru, guru – staf sekolah – guru, staf sekolah – murid – staf sekolah, ataupun kepala sekolah – murid – kepala sekolah menjadi sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.

Masyarakat tidak pernah dibangun dengan berfokus terus pada kekurangan, kebutuhan dan masalah. Masyarakat merespons secara kreatif ketika fokus pembangunan pada sumber daya- sumber yang tersedia, kapasitas yang dimiliki, kekuatan dan aspirasi yang ada.  Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan, kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.

Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman keinginan unsur sekolah yang ada, dan pada tingkat kemampuan mereka untuk menyumbangkan kemampuan yang ada pada mereka dan aset yang ada untuk sekolah yang lebih baik. 

Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada menanyakan “ada masalah apa?” dan “bagaimana memperbaikinya?”, lebih baik bertanya “apa yang telah berhasil dilakukan?” dan “bagaimana mengupayakan lebih banyak hasil lagi?” Cara bertanya ini mendorong energi dan kreativitas. 

Menciptakan perubahan yang positif mulai dari sebuah perbincangan sederhana. Hal ini merupakan cara bagaimana manusia selalu berpikir bersama dan mencetuskan/memulai suatu tindakan. 

Suasana yang menyenangkan harus merupakan salah satu prioritas tinggi dalam setiap upaya membangun sekolah. 

Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus menerus. 

Titik awal perubahan selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang positif.

Contoh hubungannya pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. 

Pengelolaan sumber daya yang terdiri dari sumber daya modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansioal, modal agama dan budaya akan sangat berpengaruh terhadap kulitas proses pembelajaran. Maka dari itu, pengelolaan harus dilakukan secara tepat. Setiap sumber daya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus bisa mengidentifikasi aset yang dimiliki sebagai kelebihan dari sumber daya, manfaatkan sumber daya yang ada dengan semaksimal mungkin dengan mengesampingkan kekurangan yang ada, fokus pada kekuatan dan dukungan yang dimiliki agar proses pembelajaran berjalan dengan maksimal dan berkualitas.

Beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan materi lain yang didapatkan sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak.

Modul 1.1. 

Ki Hajar Dewantara membedakan kata Pendidikan dan pengajaran dalam memahami arti dan tujuan pendidikan. Pengajaran (Onderwijs) adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan bathin. Sedangkan pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Semboyan Pendidikan menurut Kihajar Dewantara adalah "Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Kaitannya dengan pengelolaan sumber daya adalah pemimpin pembelajaran mengelola sumber daya yang ada (siswa) sesuai dengan kodratnya, karena sejatinya setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikan contoh, dorongan dan motivasi dalam pengelolaan sumber daya agar menjadi efektif.

Modul 1.2 

Jika dikaitkan dengan nilai-nilai dan peran guru penggerak, sebagai pemimpin pengelolaan sumber daya harus memiliki nilai positif seperti Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, bergotong royong dan kreatif. 

Modul 1.3 

Pengelolaan sumber daya bisa dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah. Sesuai dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) maka prinsip yang digunakan dalam pengelolaan adalah prinsip yang berbasis dengan kekuatan yang dimiliki (aset).  IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan melalui manajemen BAGJA (Buat pertanyaan, Atur ekskusi, Gali mimpi, Jabarkan rencana).

Modul 1.4.

Agar pemimpin pembelajaran dapat bersinergis dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka budaya positif perlu dilakukan salah satunya adalah budaya positif dalam melakukan kesepakatan kelas. Hal ini dimaksudkan supaya tidak ada lagi pembelajaran yang memberikan hukuman versus hadiah. Pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya bukan sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pengawas melainkan sebagai manajer. Sehinggga bertanya dan membuat kesepakatan kelas, menanyakan harapan, dan apa yang perlu diperbaiki, menumbuhkan disiplin dari dalam diri dan motivasi intrinsik.

Modul 2.1

Setiap siswa memiliki latar belakarng yang berbeda, memiliki bakat dan minat yang berbeda karena pada hakikatnya siswa  memiliki multiple inteligensi. Sebagai pengelola sumber daya dalam pembelajaran kita harus bisa melayani setiap kebutuhan siswa. hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi  berdasarkan bakat dan minat, kesiapan belajar maupun profil belajar siswa. Adapun startegi yang digunakan adalah strategi proses, strategi konten dan strategi produk. 

Modul 2.2

Sadari bahwa emosi menentukan bagaimana kita mengambil keputusan. dalam pengelola sumber daya yang ada. Kompetensi Sosial Emosional Casel adalah sebagai berikut:

Kesadaran Diri (Pengenalan Emosi). Kesadaran diri meliputi kemampuan memahami proses belajar dan pemikiran diri, mengembangkan sikap percaya diri dan memahami perasaan, minat, nilai dan kekuatan.

Kesadaran Sosial (Empati). Kesadaran sosial meliputi pemahaman perbedaan perspektif dan berempati, mengenali dan menghargai persamaan maupun perbedaan, memanfaatkan sumber daya di rumah, sekolah dan komunitas secara efektif.

Pengelolaan Diri (Pengelolaan emosi dan fokus). Pengelolaan diri meliputi mengelola stress, mengontrol impuls dan ketekunan dalam menghadapi hambatan, atau sering disebut dengan Mengelola emosi dan fokus).  Stop/ Behenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukaTake a deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar. Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda?Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuangnapas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan. Fokus pada pilihan Anda yang terbaik saat ini. Proceed/ Lanjutkan. 

Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Dalam pengambilan keputusan yang bertanggungjawab mempertimbangkan faktor etika, akademik, standard masyarakat  dalam membuat pilihan dan keputusan. Memberikan Kontribusi terhadap perwujudan dan wellbying sekolah dan komunitas.

Ketrampilan Sosial (Resiliensi). Ketrampilan resiliensi meliputi: membangun hubungan yang sehat berlandaskan kerjasama dan sikap hormat. menolak tekanan sosial yang tidak tepat. mencegah dan mengelola serta menyelesaikan konflik. Mencari pertolongan bila membutuhkan.

Modul 2.3

Coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya,  Sebagai seorang ‘pamong’. Guru dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif dan efektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya. 

Pentingnya proses coaching dalam pengelolaan sumber daya yaitu 

Proses untuk mengaktivasi kerja otak murid. 

Pertanyaan-pertanyaan reflektif dapat membuat murid melakukan metakognisi. 

Pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat murid lebih berpikir secara kritis dan mendalam sehingga murid dapat menunjukkan potensinya.

Keterampilan Coaching meliputi: 

Keterampilan membangun hubungan baik (kemitraan) 

Keterampilan berkomunikasi 

Keterampilan memfasilitasi pembelajaran.

Modul 3.1

Proses Coacing bisa dijadikan acuan dalam pengelola sumberdaya untuk melakukan pengambilan keputusan baik yang sifatnya dilema etika maupun bujukan moral. Pengambilan keputusan yang kita ambil jika berpedoman pada 9 langkah dalam mengambil keputusan pemimpin pembelajaran tentu sudah mencerminkan pengajaran yang berpihak pada murid, yang memerdekakan murid, meski dalam praktikknya memilih dilema etika itu sangat sulit.

Jika dalam pengambilan keputusan menggunakan prinsip jangka pendek lawan jangka panjang, tentu ketika kita mengambil keputusan untuk mengorbankan jangka pendek demi keberhasilan di masa depan kehidupan anak-anak, awalnya terkesan kurang adil, namun seiring berjalannya waktu, selain siswa diberikan pemehaman yang sesuai, pengaruh dalam jangka panjang akan tampak berpengaruh positif secara nyata dalam kehidupan anak-anak.

Hubungan antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran yang sudah berubah setelah mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajarimodul 3.2 tentang pengelola sumber daya, saya sering berfikir atau bahkan melakukan pengelolaan sumber daya dengan pendekatan masalah. Sehingga yang terfikir adalah sisi negatif dan kelemahan atau kekurangan yang dimiliki dari sumber daya yang ada. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih.  Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Setelah mempelajari modul ini saya baru menyadarai bahwasanya kita sebagai pengelola sumber daya harus bisa memanfaatkan apa yang kita punya sebagai kekuatan. Fokusnya adalah kelebihan yang dimiliki dengan mengesampingkan kekurangan. Menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Selasa, 17 Mei 2022

Refleksi Pembelajaran Topik Perencanaan Pembelajaran SD

Assalamualaikum... 

Rekan guru semua kali ini saya akan menyajikan rangkuman dari sembuah modul yang harus saya selesaikan pada pelatihan komite pembelajaran sekolah penggerak pada sesi pembelajaran mandiri pada platform merdeka mengajar. 

Baik langsung saja berikut sajian materinya

Merencanakan pembelajaran terstruktur dan kompeten

Menjadikan pembelajaran menjadi agenda menyenangkan

Belajar tidak hanya harus di kelas dan bangku formal

*Sebelum mempelajari topik ini, sebaiknya pelajari terlebih dahulu topik Kurikulum sebagai konsep dasarnya.

MODUL

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (SD, SMP, SMA/K)

Setiap daerah, bahkan setiap sekolah memiliki kondisi lingkungan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Kurikulum Merdeka memberikan ruang inovasi dan kemerdekaan bagi setiap guru dalam penerapannya di kelas. Modul ini akan membahas bagaimana memanfaatkan ruang inovasi tersebut untuk menyusun kurikulum di tingkat sekolah menjadi kurikulum operasional yang relevan dengan kondisi sekolah serta kebutuhan para murid.

Visi dan Misi Satuan Pendidikan

Perancangan kurikulum operasional perlu diawali dari visi dan misi satuan pendidikan. Video ini akan membahas bagaimana cara merumuskan visi dan misi dan proses evaluasinya agar tetap relevan dengan kondisi satuan pendidikan.

Lingkungan Belajar Yang Nyaman

Lingkungan belajar yang nyaman dan aman dapat membantu murid mencapai kompetensinya secara optimal. Satuan pendidikan dan guru berperan dalam menciptakan lingkungan tersebut. Video ini akan membahas variabel-variabel yang mempengaruhi pembentukan lingkungan belajar yang tidak hanya dapat berpengaruh kepada murid, tetapi juga para guru dan warga sekolah.

Merumuskan ATP dan TP (IPAS)

Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) disusun untuk membantu murid mencapai Capaian Pembelajaran (CP) secara bertahap. Pendekatan desain mundur dipergunakan dalam menentukan Tujuan Pembelajaran (TP). Dalam video ini kita akan belajar mempraktikkan langsung bagaimana menurunkan CP menjadi ATP pada mata pelajaran IPAS. Contoh dalam video ini bisa diterapkan untuk kelompok mapel IPA dan IPS.

Merumuskan ATP dan TP (PPKn)

Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran atau ATP disusun untuk membantu murid mencapai Capaian Pembelajaran (CP) secara bertahap. Pendekatan desain mundur dipergunakan dalam menentukan Tujuan Pembelajaran (TP). Dalam video ini kita akan belajar mempraktikkan langsung bagaimana menurunkan CP menjadi ATP pada mata pelajaran PPKn.

Merumuskan ATP dan TP (Seni Rupa)

Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran atau ATP disusun untuk membantu murid mencapai Capaian Pembelajaran (CP) secara bertahap. Pendekatan desain mundur dipergunakan dalam menentukan Tujuan Pembelajaran (TP). Dalam video ini kita akan belajar mempraktikkan langsung bagaimana menurunkan CP menjadi ATP pada mata pelajaran Seni Rupa. Contoh dalam video ini bisa diterapkan untuk kelompok mapel Seni.

Pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat memberikan makna bagi kehidupan murid di dunia nyata. Juga menggugah rasa ingin tahu murid untuk belajar lebih lanjut. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan merumuskan pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik. Video ini akan membahas definisi, kriteria, serta contoh dari pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Bagaimana kita mengetahui apakah tujuan pembelajaran di kelas sudah tercapai? Apa indikatornya? Tentunya hal ini berkaitan dengan proses asesmen. Namun, sebelum asesmen dilaksanakan, kita perlu merumuskan terlebih dahulu indikator pencapaian kompetensi.

Dalam video ini, kita akan belajar menurunkan indikator dari tujuan pembelajaran dan bagaimana cara menyusun kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Merancang Asesmen pembelajaran SD

Melalui rancangan dan penerapan asesmen yang tepat, kita bisa mendapatkan informasi yang holistik akan ketercapaian kompetensi murid. Informasi ini bisa digunakan oleh guru untuk perencanaan pembelajaran selanjutnya. Video ini akan membahas strategi perancangan asesmen pembelajaran dengan contoh mata pelajaran IPAS.

Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu perangkat ajar. Sama seperti RPP atau lesson plan yang memuat rencana pembelajaran di kelas. Namun, pada modul ajar terdapat komponen yang lebih lengkap dibanding RPP. Video ini akan membahas hal-hal apa saja yang ada dalam modul ajar secara lebih mendetail. Pada [praktiknya, guru dapat menyesuaikan isi modul ajar sesuai kebutuhan.

Membuat Modul Ajar SD (IPAS)

Dalam merancang modul ajar, Ibu dan Bapak mempunyai dua pilihan, yaitu:

1. Membuat modul ajar baru, atau

2. Memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan oleh Kemendikbud ristek.

Video ini berisi contoh praktik membuat atau merancang modul ajar baru menggunakan contoh mata pelajaran IPAS. Dengan demikian, Ibu dan Bapak Guru dapat mendesain rencana pembelajaran yang kontekstual untuk menciptakan pembelajaran bermakna bagi murid

Memodifikasi Modul Ajar SD (Matematika)

Dalam merancang modul ajar, Ibu dan Bapak mempunyai dua pilihan, yaitu:

Membuat modul ajar baru, atau

Memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan oleh Kemendikbud ristek.

Video ini berisi contoh praktik memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan oleh Kemendikbud Ristek menjadi modul ajar yang sesuai dengan konteks satuan masing-masing.

Refleksi sebagai bagian dari pembelajaran di SD

Kegiatan refleksi perlu menjadi bagian dari pembelajaran sehari-hari. Melalui refleksi, murid dapat mengevaluasi dan memberikan umpan balik terhadap kemajuan belajarnya sendiri. Video ini membahas strategi dalam melakukan refleksi di dalam kelas, cara memfasilitasi, serta contoh pertanyaan yang bisa diberikan pada jenjang SD.

Materi ini juga perlu dipelajari guru jenjang lain untuk memfasilitasi murid yang kemampuan refleksinya masih di tingkat dasar.

Demikian rekan sekalian materi pelatihan komite pembelajaran sekolah penggerak pada sesi pembelajaran mandiri pada platform merdeka mengajar semoga bisa menambah pengetahuan kita tentang belajar dan mengajar dilingkungan kita semua. 

Wa Assalamualaikum... 



Jumat, 13 Mei 2022

Refleksi Pembelajaran - Topik Kurikulum

 Assalamualaikum... 

Rekan guru semua kali ini saya akan menyajikan rangkuman dari sembuah modul yang harus saya selesaikan pada pelatihan komite pembelajaran sekolah penggerak pada sesi pembelajaran mandiri pada platform merdeka mengajar. 

Baik langsung saja berikut sajian materinya

Apa Itu Kurikulum

Melalui kurikulum, pengalaman belajar siswa dibentuk dari titik awal hingga akhir. Video ini menjelaskan pengertian, komponen, fungsi kurikulum.

Mengapa Kurikulum Perlu Diubah

Mengapa kurikulum terus berubah-ubah? Apa maksud dibalik perubahan kurikulum di suatu negara? Video ini menjelaskan bagaimana kurikulum perlu berubah demi memenuhi kebutuhan murid sesuai dengan zamannya.

Mengapa Kurikulum Perlu Diadaptasi

Kurikulum memang dirancang oleh pemerintah pusat. Lantas, bagaimana dengan keadaan satuan pendidikan yang beragam dari Sabang sampai Merauke? Dan yang paling utama: bagaimana dengan kebutuhan murid yang berbeda-beda? Video ini menjelaskan alasan mengapa kurikulum perlu diadaptasi di tingkat satuan pendidikan.

Prinsip Umum Pembelajaran

Prinsip-prinsip pembelajaran seperti apa yang membantu guru merancang pembelajaran yang bisa mewadahi kebutuhan murid yang beragam? Yuk, belajar bersama melalui video ini.

Capaian Pembelajaran

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, Capaian Pembelajaran menjadi acuan kompetensi dan kriteria yang ingin dicapai dalam sebuah mata pelajaran. Video ini bercerita tentang bagaimana konsep Capaian Pembelajaran, sekaligus hubungannya dengan teori piaget dan teori konstruktivisme.

Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum

Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka adalah konsep teaching at the right level atau mengajar pada tahapan pembelajaran yang sesuai. Konsep ini mengusung pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya.

Lalu bagaimana kaitan konsep ini dengan Capaian Pembelajaran? Video ini akan membahas jawaban pertanyaan tersebut dengan menjelaskan secara umum posisi Capaian Pembelajaran dalam kurikulum.

Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum

Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka adalah konsep teaching at the right level atau mengajar pada tahapan pembelajaran yang sesuai. Konsep ini mengusung pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya.

Lalu bagaimana kaitan konsep ini dengan Capaian Pembelajaran? Video ini akan membahas jawaban pertanyaan tersebut dengan menjelaskan secara umum posisi Capaian Pembelajaran dalam kurikulum.

Kompetensi, Capaian Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila adalah luaran jangka panjang yang diharapkan dari kurikulum. Untuk mewujudkannya perlu proses yang konsisten dari fase PAUD sampai jenjang SMA/K. Video ini akan membahas kaitan antara kompetensi dalam Capaian Pembelajaran dengan terwujudnya Profil Pelajar Indonesia. Dengan begitu, kita dapat memahami bagaimana implementasinya di kelas nanti.

Struktur Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Seperti apa proses pembelajaran dengan paradigma baru melalui implementasi kurikulum merdeka dilakukan? Apa perubahan utama pembelajaran di setiap jenjang pada kurikulum merdeka ini? Bagaimana dengan asesmen, pembelajaran projek, dan alokasi waktu pembelajaran? Video ini akan mulai memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebelum kita menyelami tiap-tiap bahasan lebih mendalam.

Demikian rekan sekalian materi pelatihan komite pembelajaran sekolah penggerak pada sesi pembelajaran mandiri pada platform merdeka mengajar semoga bisa menambah pengetahuan kita temtang belajar dan mengajar dilingkungan kita semua. 

Wa Assalamualaikum... 

Video Topik 1 Merdeka Belajar

Assalamualaikum... 

Rekan guru semua kali ini saya akan menyajikan rangkuman dari sembuah modul yang harus saya selesaikan pada pelatihan komite pembelajaran sekolah penggerak pada sesi pembelajaran mandiri pada platform merdeka mengajar. 

Baik langsung saja berikut sajian materinya

Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik

Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Video ini mengajak Ibu dan Bapak Guru merefelksikan kekuatan dan kelemahan yang kita punyai, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita.


Apa Peran Saya Sebagai Guru

Tidak dipungkiri bahwa peran guru amatlah penting bagi perkembangan murid. Video ini mengajak kita berefleksi bersama terkait peran sebagai guru selama ini.


Ingin Menjadi Guru Seperti Apa Saya

Murid seringkali terinspirasi dari Ibu dan Bapak gurunya. Tentu sebagai guru, kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan murid. Video ini mengajak kita memproyeksikan menjadi guru seperti apa di masa depan?


Mendidik Menyeluruh

Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang Ibu/ Bapak lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya?

Pada modul ini kita akan bersama berefleksi mengenai praktik mengajar kita apakah sudah cukup menyiapkan murid di masa depan?


Pendidikan selama Satu Abad

Kita percaya bahwa sekolah dan pendidikan merupakan bekal untuk murid kita mengisi masa depan. Pertanyaannya, Apakah hal-hal yang Ibu/ Bapak lakukan setiap hari di ruang kelas bisa membantu murid mengisi masa depannya?

Pada modul ini kita akan bersama berefleksi mengenai praktik mengajar kita apakah sudah cukup menyiapkan murid di masa depan?



Menjadi manusia (secara) utuh

Manusia memilki dua kebutuhan dasar yaitu kebutuhan lahir dan batin. pendidikan seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Video ini mengajak kita bagaimana peran guru dalam memenuhi kebutuhan lahir dan batin murdi mencapai selamat dan bahagia. Apakah cara mendidik dan mengajar kita sudah memenuhi kebutuhan murid?


Kodrat keadaan

Pendidikan bergerak dinamis menyesuaikan keadaan yang terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut. Video ini mengajak kita belajar bersama bagaimana pendidikan yang sesuai dengan kodrat keadaan itu. Apakah cara mengajar kita sudah menyesuaikan dengan keadaan saat ini?


Kodrat Alam

Setiap murid dilahirkan dengan kodrat alam yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di perkotaan, pedesaan, pantai, gunug, dll. Video ini mengajak kita sebagai guru untuk memahami kodrat alam masing-masing murid dan bagaimana memberikan pengalaman-pengalaman belajar sesuai dimana murid tinggal.


Kodrat Zaman

Perubahan zaman merupakan keniscayaan yang tidak bisa kita cegah. Zaman berubah, cara mendidk dan mengajar pun menyesuaikan demi murid-murid kita. Video ini mengajak kita berefleksi akan perubahan zaman yang berpengaruh terhadap cara kita mendidik dan mengajar murid.



Asas Trikon

Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan, terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa. Video ini mengajak kita memahami asas Trikon dan praktiknya dalam pembelajaran.


Budi Pekerti

Kecerdasan berpikir murid harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. VIdeo ini mengajak kita memahami bagaimana watak atau budi pekerti diasah dan dilatihkan ke murid.


Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan

KHD tidak serta merta menggunakan teori-teori barat dalam pendidikan nasional. Beliau dengan cermat mengiidentifikasi teori-teori yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

Video ini mengajak kita belajar bersama bagaimana Ki Hadjar Dewantara menggunakan teori konvergensi dan pengaruhnya terhadap sistem pendidikan nasional.


Selamat dan Bahagia

Pendidikan sejatinya dapat mengantarkan murid untuk keselamatan dan kebahagiaan. video ini mengajak kita bagaimana guru tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk menemukan pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya.


Sistem Among

Sistem among bukan sekedar metode membimbing dan mendampingi murid belajar. Lebih dari itu sebagai guru kita diharapakan memilki mindset among terlebih dahulu sebelum memprkatikan metode among. Video ini mengajak kita bagaimana menginternalisasikan sistema among dalam diri sebagai pendidik dan dapat meneruskannya dalam menuntun murid.


Merdeka Belajar Abad 21

Kompetensi abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki murid untuk menghadapi tantanga-tantangan ke depan. Untuk mencapai itu, pendidikan yang memerdekakan murid menjadi salah satu cara, murid merdeka dalam belajar , menggali keingintahuannya dengan bimbingan guru. Video ini mengajak kita memahami bagiamana murid merdeka belajar untuk mencapai kpmptensi abad 21.


Membimbing Murid, memperbaiki bangsa

Guru membimbing dan mendampingi murid dalam proses belajarnya. Bukan hanya sekedar meningkatkan kecerdasan berpikirnya, melainkan juga secara tidak langsung berperan memperbaiki bangsa. VIdeo ini mengajak kita memahami bagaimana guru berperan dalam memperbaiki bangsanya.


Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat

Kita sepakat bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab guru di sekolah. Perlu kerjasaam dan kolaborasi antara keluarga, sekolah dan masyarkat mewujudkan lingkungan pembelajaran yang optimal bagi murid. VIdeo ini mengajak kita bersama bagaimana melibatkan peran masing-masing elemen agar selaras dan berkesinambungan demi tumbuh kembang murid.


Demikian rekan sekalian materi pelatihan komite pembelajaran sekolah penggerak pada sesi pembelajaran mandiri pada platform merdeka mengajar semoga bisa menambah pengetahuan kita temtang belajar dan mengajar dilingkungan kita semua. 

Wa Assalamualaikum... 


Sabtu, 07 Mei 2022

Dimensi & Elemen Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Akhlak beragama
Fase A

Mengenal dan Mencintai Tuhan Yang Maha Esa

Mengenali sifat-sifat utama Tuhan bahwa Ia Maha Esa dan Ia adalah Sang Pencipta yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan mengenali kebaikan dirinya sebagai cerminan sifat Tuhan

Pemahaman Agama/ Kepercayaan

Mengenali unsur-unsur utama agama/kepercayaan (ajaran, ritual keagamaan, kitab suci, dan orang suci/ utusan Tuhan YME).

Pelaksanaan Ritual Ibadah

Terbiasa melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama/kepercayaannya
Akhlak Pribadi
Fase A

Integritas

Membiasakan bersikap jujur terhadap diri sendiri dan orang lain dan berani menyampaikan kebenaran atau fakta

Merawat Diri secara Fisik, Mental, dan Spiritual

Memiliki rutinitas sederhana yang diatur secara mandiri dan dijalankan sehari-hari serta menjaga kesehatan dan keselamatan/keamanan diri dalam semua aktivitas kesehariannya.

Akhlak kepada manusia
Fase A

Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan

Mengenali hal-hal yang sama dan berbeda yang dimiliki diri dan temannya dalam berbagai hal, serta memberikan respon secara positif.

Berempati kepada orang lain

Mengidentifikasi emosi, minat dan kebutuhan orang-orang terdekat dan meresponnya secara positif.

Akhlak kepada alam
Fase A

Memahami Keterhubungan Ekosistem Bumi

Mengidentifikasi berbagai ciptaan Tuhan

Menjaga Lingkungan Alam Sekitar

Membiasakan bersyukur atas lingkungan alam sekitar dan berlatih untuk menjaganya

Akhlak bernegara
Fase A

Melaksanakan Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia

Mengidentifikasi hak dan tanggung jawabnya di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar serta kaitannya dengan keimanan kepada Tuhan YME.

Diperjelas dengan video berikut ini 


Berkebinekaan Global


Mengenal dan menghargai budaya
Fase A

Mendalami budaya dan identitas budaya

Mengidentifikasi dan mendeskripsikan ide-ide tentang dirinya dan beberapa macam kelompok di lingkungan sekitarnya

Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta praktiknya

Mengidentifikasi dan mendeskripsikan praktik keseharian diri dan budayanya

Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya

Mendeskripsikan pengalaman dan pemahaman hidup bersama-sama dalam kemajemukan.
Komunikasi dan interaksi antar budaya
Fase A

Berkomunikasi antar budaya

Mengenali bahwa diri dan orang lain menggunakan kata, gambar, dan bahasa tubuh yang dapat memiliki makna yang berbeda di lingkungan sekitarnya

Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif

Mengekspresikan pandangannya terhadap topik yang umum dan mendengarkan sudut pandang orang lain yang berbeda dari dirinya dalam lingkungan keluarga dan sekolah

Refleksi dan bertanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Fase A

Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan

Menyebutkan apa yang telah dipelajari tentang orang lain dari interaksinya dengan kemajemukan budaya di lingkungan sekolah dan rumah

Menghilangkan stereotip dan prasangka

mengenali perbedaan tiap orang atau kelompok dan menganggapnya sebagai kewajaran

Menyelaraskan perbedaan budaya

Mengidentifikasi perbedaan-perbedaan budaya yang konkrit di lingkungan sekitar

Berkeadilan Sosial
Fase A

Aktif membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan

Menjalin pertemanan tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras, jenis kelamin, dan perbedaan lainnya, dan mengenal masalah-masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan di lingkungan sekitarnya

Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama

Mengidentifikasi pilihan-pilihan berdasarkan kebutuhan dirinya dan orang lain ketika membuat keputusan

Memahami peran individu dalam demokrasi

Mengidentifikasi peran, hak dan kewajiban warga dalam masyarakat demokratis. 

Diperjelas dengan video berikut ini


Bergotong-Royong

Kolaborasi
Fase A

Kerja sama

Menerima dan melaksanakan tugas serta peran yang diberikan kelompok dalam sebuah kegiatan bersama.

Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama

Memahami informasi sederhana dari orang lain dan menyampaikan informasi sederhana kepada orang lain menggunakan kata-katanya sendiri.

Saling-ketergantungan positif

Mengenali kebutuhan-kebutuhan diri sendiri yang memerlukan orang lain dalam pemenuhannya.

Koordinasi Sosial

Melaksanakan aktivitas kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama dengan bimbingan, dan saling mengingatkan adanya kesepakatan

Kepedulian
Fase A

Tanggap terhadap lingkungan Sosial

Peka dan mengapresiasi orang-orang di lingkungan sekitar, kemudian melakukan tindakan sederhana untuk mengungkapkannya.

Persepsi sosial

Mengenali berbagai reaksi orang lain di lingkungan sekitar dan penyebabnya.

Berbagi
Fase A

#N/A

Memberi dan menerima hal yang dianggap berharga dan penting kepada/dari orang-orang di lingkungan sekitar.

Diperjelas pada video berikut ini


Mandiri

Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Fase A

Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi

Mengidentifikasi dan menggambarkan kemampuan, prestasi, dan ketertarikannya secara subjektif

Mengembangkan refleksi diri

Melakukan refleksi untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta prestasi dirinya.

Regulasi Diri
Fase A

Regulasi emosi

Mengidentifikasi perbedaan emosi yang dirasakannya dan situasi-situasi yang menyebabkan-nya; serta mengekspresi-kan secara wajar

Penetapan tujuan belajar, prestasi, dan pengembangan diri serta rencana strategis untuk mencapainya

Menetapkan target belajar dan merencanakan waktu dan tindakan belajar yang akan dilakukannya.

Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri

Berinisiatif untuk mengerjakan tugas-tugas rutin secara mandiri dibawah pengawasan dan dukungan orang dewasa

Mengembangkan pengendalian dan disiplin diri

Melaksanakan kegiatan belajar di kelas

Diperjelas dengan video berikut ini

Bernalar Kritis

Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Fase A

Mengajukan pertanyaan

Mengajukan pertanyaan untuk menjawab keingintahuannya dan untuk mengidentifikasi suatu permasalahan mengenai dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan gagasan

Mengidentifikasi dan mengolah informasi dan gagasan

Menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya
Fase A

#N/A

Melakukan penalaran konkrit dan memberikan alasan dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
Refleksi pemikiran dan proses berpikir
Fase A

Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri

Menyampaikan apa yang sedang dipikirkan secara terperinci

Diperjelas dengan video berikut ini


Kreatif

Menghasilkan gagasan yang orisinal
Fase A

#N/A

Menggabungkan beberapa gagasan menjadi ide atau gagasan imajinatif yang bermakna untuk mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya.

Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Fase A

#N/A

Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan serta mengapresiasi karya dan tindakan yang dihasilkan

Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Fase A

#N/A

Mengidentifikasi gagasan-gagasan kreatif untuk menghadapi situasi dan permasalahan. 

Jumat, 06 Mei 2022

Asesmen Diagnostik

Asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi awal siswa. Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif.

Asesmen diagnostik non-kognitif

Tujuan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:

  • Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa
  • Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah
  • Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
  • Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa

Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:

Persiapan. Contoh:

Siapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang mewakili

Buat daftar pertanyaan kunci mengenai aktivitas siswa

Pelaksanaan. Contoh: Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya, bisa dengan cara bertutur langsung (bercerita), menuliskannya, atau melalui gambar.

Pelaksanaan dapat dilakukan dengan strategi tanya-jawab:

  • Memastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
  • Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya
  • Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan

Tindak Lanjut

  • Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata
  • Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan
  • Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran

Asesmen diagnostik kognitif

Tujuan asesmen diagnostik kognitif adalah:

  • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
  • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
  • Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata

Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:

Persiapan & Pelaksanaan

Kebudayaa

Buat jadwal pelaksanaan asesmen

Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:

  • 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
  • 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
  • 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah (sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang sekarang)

Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar di rumah

Tindak Lanjut

Lakukan pengolahan hasil asesmen

Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham”

Hitung rata-rata kelas

Bagi siswa menjadi tiga kelompok:

Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya

Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi

Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan

Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata kemampuan siswa

Ulangi proses diagnosisini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan

Baca juga asesmen formatif-sumatif

Untuk lebih jelasnya bisa melihat video berikut ini


Format Asesmen

Dalam Kurikulum Merdeka, guru diberikan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. Asesmen juga diharapkan dapat berfokus pada proses belajar yang lebih bermakna, bukan hanya sekadar menghafal. Untuk itu pelaksanaan asesmen pun perlu dilakukan dengan format yang tepat. Video kali ini akan membahas format asesmen tradisional dan alternatif beserta karakteristiknya masing-masing. Dengan begitu guru dapat menggunakan kedua format asesmen tersebut sesuai kebutuhan


Kurikulum dan Asesmen

Salah satu tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan informasi apakah tujuan pembelajaran telah dicapai dengan baik dan strategi apa yang bisa dilakukan untuk menjadikannya lebih baik lagi


Video ini akan membahas bagaimana melibatkan murid secara aktif dalam pelaksanaan asesmen. Dengan begitu murid terlibat sepenuhnya dalam merancang rencana belajar, memantau proses belajarnya, dan melakukan refleksi atas proses yang dijalaninya.

Sumber:

Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Panduan Pembelajaran dan Asesmen Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2021. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Asesmen Formatif & Sumatif


Definisi Asesmen Formatif

Metode evaluasi yang dilakukan untuk evaluasi proses pemahaman murid, kebutuhan pembelajaran, dan kemajuan akademik selama pembelajaran.

formatif memantau pembelajaran murid dan memberikan umpan balik yang berkala, dan berkelanjutan.

Bagi murid, asesmen formatif berfungsi membantu murid mengidentifikasi kekuatan dan aspek yang perlu dikembangkan.

Bagi guru dan sekolah, asesmen formatif berfungsi memberikan informasi mengenai tantangan apa saja yang dihadapi murid dalam proses pembelajaran projek sehingga dukungan yang memadai dapat diberikan.

Asesmen formatif dapat diberikan oleh guru, teman, atau diri sendiri.

Definisi Asesmen Sumatif

Metode evaluasi yang dilakukan di akhir pembelajaran.

Asesmen sumatif seringkali memiliki taruhan tinggi karena berpengaruh terhadap nilai akhir murid, jadisering diprioritaskan murid daripada asesmen formatif.

Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur perkembangan murid untuk memandu guru dan sekolah merancang aktivitas mereka untuk projek berikutnya.

Untuk saat ini, assessment of learning yang paling banyak dilakukan oleh guru. Harapannya dengan kurikulum baru akan lebih banyak mengutamakan assessment as learning dan for learning.

Penekanan pada Asesmen Formatif

Dengan penerapan kurikulum ini, guru diharapkan dapat memberikan proporsi lebih banyak pada pelaksanaan asesmen formatif daripada menitikberatkan orientasi pada asesmen sumatif.

Untuk saat ini, assessment of learning yang paling banyak dilakukan oleh guru. Harapannya dengan kurikulum baru akan lebih banyak mengutamakan assessment as learning dan for learning.

Harapannya, kurikulum ini akan mendukung proses penanaman kesadaran bahwa proses lebih penting daripada sebatas hasil akhir.

Membangun Keseimbangan Asesmen Formatif dan Sumatif

Jumlah asesmen formatif sebaiknya lebih banyak dari jumlah asesmen sumatif.

Jelaskan tujuan asesmen formatif adalah untuk perbaikan dan pengembangan diri. Asesmen formatif dapat membantu mereka mendapatkan nilai yang lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir, juga untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.

Bangun keterkaitan antara asesmen sumatif dan formatif. Dengan merancang asesmen formatif yang berkontribusi pada tugas sumatif dapat menurunkan beban kerja murid dan memperjelas relevansi tugas formatif.

Mengapa Keseimbangan Asesmen Formatif dan Sumatif penting?

Mengubah paradigma belajar yang menitikberatkan pada nilai menjadi belajar yang menitikberatkan pada proses.

Jika ketergantungan pada asesmen sumatif masih terjadi dengan umpan balik yang sedikit, maka dapat menghambat proses murid untuk “mengalami pengetahuan”.

Bentuk asesmen formatif maupun sumatif ada dua, yaitu:

Bentuk Tidak Tertulis, contohnya:

  • Diskusi kelas
  • Drama
  • Produk
  • Presentasi
  • Tes Lisan

Bentuk Tertulis, contohnya:

  • Refleksi
  • Esai
  • Jurnal
  • Poster
  • Tes Tertulis



Lebih jelas bisa melihat video berikut ini


Konsep dan komponen modul ajar

Konsep Modul Ajar

Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar.

Satuan pendidikan yang menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.

Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP.

Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar termasuk modul ajar atau RPP dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Tujuan pengembangan modul ajar

Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran.

Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:

memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar dengan karakteristik peserta didik, atau

menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Kriteria yang harus dimiliki modul ajar adalah:

Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.

Menarik, bermakna dan menantang: Menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.

Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks waktu dan tempat peserta didik berada.

Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik.

Komponen Modul Ajar

Komponen modul ajar adalah dasar dalam penyusunan modul ajar dan untuk kelengkapan persiapan pembelajaran.

Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhannya.

Tidak semua komponen berikut dengan konteks waktu dan tempat peserta didik berada.

Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta didik.

Komponen Modul Ajar

Komponen modul ajar adalah dasar dalam penyusunan modul ajar dan untuk kelengkapan persiapan pembelajaran.

Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhannya.

Tidak semua komponen berikut wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik.

Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.

Komponen modul ajar terdiri dari tiga bagian besar:

1. Informasi Umum

Identitas Modul

Informasi tentang modul ajar yang terdiri dari:

Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya modul ajar

Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)

Kelas

Alokasi waktu (penentuanya sesuai dengan jam pelajaran yang berlaku di unit kerja masing-masing)

Kompetensi Awal

Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu.

Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila adalah tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan erat dengan pembentukan karakter peserta didik.

Profil Pelajar Pancasila dapat tercermin dalam konten dan/atau metode pembelajaran.

Dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila tidak perlu dicantumkan seluruhnya, tapi dapat dipilih Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila saling berkaitan dan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran. Hal ini terlihat dengan jelas di dalam:

  1. materi/isi pelajaran
  2. pedagogi dan/atau
  3. kegiatan projek
  4. asesmen

Setiap modul ajarmencakup satu atau beberapa unsur dimensi Profil Pelajar Pancasila yang telah ditetapkan.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Sarana artinya alat dan bahan yang digunakan. Prasarana adalah materi dan sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Ketersediaan materi sebaiknya mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, baik dengan keterbatasan atau kelebihan.

Teknologi juga termasuk sarana dan prasarana yang perlu dimanfaatkan untuk pembelajaran yang lebih dalam dan bermakna.

Target Peserta Didik

Tiga kelompok target peserta didik adalah:

Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.

Peserta didik dengan kesulitan belajar seperti gaya belajar yang terbatas hanya satu gaya(misalnya dengan audio), kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.

Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan mampu memimpin.

Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah model atau kerangka pembelajaran yang memberikan gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran.

Modelnya pun beragam, mulai dari model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan blended learning.

2. Komponen Inti

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman.

Selain itu, tujuan pembelajaran akan menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.

Tujuan pembelajaran pun bisa berbagai bentuk, mulai dari pengetahuan (fakta dan informasi), prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan strategi komunikasi.

Pemahaman Bermakna

Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan didapatkan peserta didik setelah proses pembelajaran. Manfaat tersebut nantinya dapat diterapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kalimat pemahaman bermakna: Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu tujuan.

Pertanyaan Pemantik

Pertanyaan pemantik bertujuan untuk memandu siswa mendapatkan pemahaman bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pertanyaan ini dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.

Misalnya, pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat mengajukan pertanyaan pemantik sebagai berikut:

Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?

Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang akan kamu usulkan?

Kegiatan Pembelajaran

Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah konkret, yang disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa.

Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.

Asesmen

Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir kegiatan.

Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Ada 3 jenis asesmen:

Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)

Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)

Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif) -entuk asesmen yang bisa dilakukan:

Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan anekdotal.

Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, jurnal, dsb.)

Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah).

Pengayaan dan Remedial

Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta didik dengan capaian tinggi supaya mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Saat merancang kegiatan pengayaan, Anda perlu memperhatikan diferensiasi, contohnya lembar belajar/kegiatan yang berbeda dengan kelas.

Remedial diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi atau pembelajaran mengulang.

3. Lampiran

Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan dapat diperbanyak sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada peserta didik, termasuk peserta didik nonreguler.

Bahan Bacaan Guru & Peserta Didik

Bahan bacaan guru dan peserta didik bisa digunakan sebagai pemantik sebelum kegiatan dimulai atau untuk memperdalam pemahaman materi pada saat atau akhir kegiatan pembelajaran.

Glosarium

Glosarium adalah kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang secara alfabetikal lengkap dengan definisi dan artinya. Biasanya glosarium diperlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih mendalam.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam pengembangan modul ajar.

Referensi yang dimaksud adalah semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.)

Kamis, 05 Mei 2022

Pengertian capaian pembelajaran

Capaian pembelajaran dikenal juga dengan istilah learning achievement, achievement standard atau learning outcomes. Secara sederhana, capaian pembelajaran bisa didefinisikan sebagai kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan peserta didik untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah.

Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

Model alternatif ini berfokus pada apa yang diharapkan dari siswa yang harus dilakukan di akhir modul atau program. Oleh karena itu, pendekatan ini biasa disebut sebagai pendekatan berbasis hasil.

Capaian pembelajaran terdiri dari 6 fase (A-F) atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA), sedangkan untuk SLB capaian pembelajaran didasarkan pada usía mental yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen.

Khusus untuk PAUD, istilah capaian pembelajaran mengacu kepada capaian perkembangan bukan capaian pembelajaran. Mengingat pembelajaran di PAUD berbasis pada enam aspek perkembangan kognitif, sosial emosi, bahasa, fisik dan motorik serta seni. Aspek-aspek inilah yang menjadi satu kesatuan dalam pembelajaran.



Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Penggerak

Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan keseharian yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri individu setiap pelajar melalui: budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.


1. Budaya Sekolah

Sebagai bagian dari budaya sekolah, dimensi dan elemen dimensi diintegrasikan ke dalam iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah.


2. Pembelajaran Intrakurikuler

Sebagai bagian dari intrakurikuler, dimensi ataupun elemen dimensi diintegrasikan dalam capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan atau materi/topik pembelajaran.


3. Projek Profil Pelajar Pancasila

Sebagai bagian dari projek, dimensi dan elemen dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan dalam projek yang diberikan. 

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Latar Belakang Profil Pelajar Pancasila

Pelajaran berbasis projek belum menjadi kebiasaan di sekolah-sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan kebijakan pusat

Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler)

Alokasi waktu untuk satu mata pelajaran terbagi menjadi dua, intrakurikuler dan kokurikuler (projek penguatan Profil Pelajar Pancasila) agar beban ajar guru tidak berkurang. Jadi, Projek Profil Pelajar Pancasila adalah unit pembelajaran terintegrasi, bukan tematik.

Persiapan penerapan Profil Pelajar Pancasila

Guru

  • Mengatur pengelolaan jam pelajaran dan kolaborasi
  • Mengatur alokasi jam mengajar agar tetap sama
  • Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga penilaian
  • Menyiapkan sistem pendokumentasian projek untuk dapat digunakan sebagai portofolio
  • Berkolaborasi dengan narasumber pengaya projek: masyarakat, komunitas, universitas, dan praktisi

Kemendikbud

Menentukan tema untuk setiap projek yang diimplementasi setiap satuan pendidikan

Pemerintah Daerah dan Satuan Pendidikan

  • Merancang muatan lokal berupa projek berdasarkan tema yang ditetapkan
  • Mengembangkan menjadi topik yang lebih spesifik dan kontekstual di satuan pendidikan


4. Ekstrakurikuler

Sebagai bagian dari ekstrakurikuler, dimensi dan elemen dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan dalam kegiatan yang mengembangkan minat dan bakat.


Perencanaan Pembelajaran SD/Paket A

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan  Salam bahagia...Bapak / Ibu guru hebat kali ini kita akan mempelajari tentang perencanaan pembelaja...