Devi Setiawan
( UPT SDN 01 Argomulyo )
Haruskah ikut jadi guru penggerak ?
Pertanyaan itu terlontar dibenak saya ketika melihat rekan satu lulusan disaat saya duduk dibangku perkuliahan mengikuti pendidikan CGP.
Kabupaten Way Kanan adalah tempat saya mengabdi menjadi seorang guru, dan pendidikan guru penggerak berada pada angkatan 4 saat saya mendaftarkan diri sebagai peserta calon guru penggerak. Saya mulai mencari informasi tentang apakah guru penggerak itu ?.
Melalui searcing di internet saya menemukan website guru penggerak yang kemudian taulah saya apaitu guru penggerak. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Pada website https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/faq/ dijelaskan secara lengkap tentang guru penggerak. Waktu itu saya hanya berpikir, saya ingin menambah wawasan tentang hal baru agar bisa saya manfaatkan di dalam pembelajaran di kelas. Saya pikir, makna penggerak adalah guru yang selalu aktif belajar dan mencari tahu tentang hal baru di dunia pendidikan dan bisa menerapkannya di dalam pembelajara,hingga akhirnya saya ikuti alur seleksi calon guru penggerak. Calon guru penggerak harus lulus seleksi tahap 1 (CV, Esai, Tes Bakat Skolastik)) dan tahap 2 (Simulasi Mengajar dan Wawancara) Alhamdulillah saya lulus pada seleksi tersebut dan mengikuti pendidikan selama 9 bulan.
Setelah saya mengikuti pembelajaran dalam modul CGP di LMS, saya pikir pendapat saya sebelum mendaftar CGP tidak salah. Ya, salah satu nilai dari guru penggerak adalah mandiri. Saya merasa bahwa saya sudah menjadi guru mandiri, mengikuti beragam pelatihan atas inisitaif sendiri bukan hanya tuntutan dari pihak dinas atau sekolah. Saya juga termasuk guru yang cukup reflektif. Saya sering mengevaluasi secara mandiri semua kegiatan yang saya lakukan baik di kelas atau pun menjadi operator sekolah dan operator kecamatan. Akan tetapi, nilai seorang guru penggerak bukan hanya mandiri dan reflektif, seorang guru penggerak harus memilki 6 nilai yaitu: Mandiri, Reflektif, Inovatif, Kreatif, Kolaboratif, dan berpihak kepada murid. Jika menlitik dari keenam nilai tersbut, seorang guru yang belum mengikuti program CGP pun jika sudah memiliki nilai-nilai tersebut yang menginternal di dalam dirinya tentu dia sudah memilki nilai seorang guru penggerak. Secara disadari, saya pun belum sepenuhnya memilki keenam nilai tersebut. Terutama nilai Inovatif dan kolaboratif.
Berdasarkan nilai guru penggerak. Guru penggerak bukan saja guru yang secara pribadi berkualitas untuk dirinya sendiri, seorang guru penggerak harus berdampak bagi lingkungan sekitarya atau sekolah tempat dia bekerja. Guru penggerak bukan sekadar syarat kenaikan karier dan jabatan, guru penggerak sebenarnya guru yang konsisten berikhtiar menciptakan perubahan dan budaya positif di lingkungan sekolahnya, lebih jauh lagi lingkungan komunitas, masyarakat, bahkan Negara demi tercapai tujuan pendidiikan dan mewujudkan siswa berkarakter.
Nilai-nilai guru penggerak tersebut tentu saja sejalan dengan peran seorang guru pengerak yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lainnya, mengerakan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antarguru dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Seorang guru penggerak adalah guru yang mau mencurahkan waktu dan pikirannya untuk kemajuan anak-anak didik agar mereka tergali potensinnya, mampu belajar secara merdeka sesuai dengan bakat dan minatnya, dan menemukan nilai dirinya sebagai manusia yang bermanfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu guru penggerak harus menjalankan kelima peran tadi dengan maksimal. Menjadi guru penggerak betul-betul membuat guru dibimbing untuk terus meningkatkan kemampuan dirinya dalam menjalankan peran guru pengerak dan menginternalkan nilai-nilai guru penggerak dalam dirinya.
MERDEKA adalah alur dari pendidikan calon guru penggerak yaitu Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi pemahaman, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antarmateri, dan Aksi nyata. Alur itu yang membimbing pola pikir guru dalam memahami isi modul. Materi dari instruktur yang inspiratif, pengelolaan oleh fasilitataor yang membuat nyaman dan makin paham dengan alur kegitan CGP dan pembinaan dari Pengajar Praktik yang solutif, menjadikan para CGP terus diarahkan menuju perubahan ke arah yang lebih maju, terus bergerak tanpa terbebani dengan prosesnya. Setelah masuk dalam pendidikan CGP saya banyak belajar dari para guru-guru semangat yang senantiasa memabagikan karyanya yang bermanfaat.
Saya masih teringat tentang Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Menurut beliau pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Pendidikan akan mencipatakan peradaban masyarakat yang dicita-citakan. Oleh karena itu, ketika benak saya bertanya, “Haruskah ikut jadi guru penggerak ?” Saya jawab insyaAllah, doa, dan harapan semoga saya bisa menjalaninya dengan baik, “Saya ingin ikut menjadi bagian insan yang berjuang untuk perubahan kearah yang lebih baik bagi bangsa melalui pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar