Pertanyaan itu terlontar dibenak saya ketika melihat rekan satu lulusan disaat saya duduk dibangku perkuliahan mengikuti pendidikan CGP.
Kabupaten Way Kanan adalah tempat saya mengabdi menjadi seorang guru, dan pendidikan guru penggerak berada pada angkatan 4 saat saya mendaftarkan diri sebagai peserta calon guru penggerak. Saya mulai mencari informasi tentang apakah guru penggerak itu ?.
Melalui searcing di internet saya menemukan website guru penggerak yang kemudian taulah saya apaitu guru penggerak. Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Pada website https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/faq/ dijelaskan secara lengkap tentang guru penggerak. Waktu itu saya hanya berpikir, saya ingin menambah wawasan tentang hal baru agar bisa saya manfaatkan di dalam pembelajaran di kelas. Saya pikir, makna penggerak adalah guru yang selalu aktif belajar dan mencari tahu tentang hal baru di dunia pendidikan dan bisa menerapkannya di dalam pembelajara,hingga akhirnya saya ikuti alur seleksi calon guru penggerak. Calon guru penggerak harus lulus seleksi tahap 1 (CV, Esai, Tes Bakat Skolastik)) dan tahap 2 (Simulasi Mengajar dan Wawancara) Alhamdulillah saya lulus pada seleksi tersebut dan mengikuti pendidikan selama 9 bulan.
Setelah saya mengikuti pembelajaran dalam modul CGP di LMS, saya pikir pendapat saya sebelum mendaftar CGP tidak salah. Ya, salah satu nilai dari guru penggerak adalah mandiri. Saya merasa bahwa saya sudah menjadi guru mandiri, mengikuti beragam pelatihan atas inisitaif sendiri bukan hanya tuntutan dari pihak dinas atau sekolah. Saya juga termasuk guru yang cukup reflektif. Saya sering mengevaluasi secara mandiri semua kegiatan yang saya lakukan baik di kelas atau pun menjadi operator sekolah dan operator kecamatan. Akan tetapi, nilai seorang guru penggerak bukan hanya mandiri dan reflektif, seorang guru penggerak harus memilki 6 nilai yaitu: Mandiri, Reflektif, Inovatif, Kreatif, Kolaboratif, dan berpihak kepada murid. Jika menlitik dari keenam nilai tersbut, seorang guru yang belum mengikuti program CGP pun jika sudah memiliki nilai-nilai tersebut yang menginternal di dalam dirinya tentu dia sudah memilki nilai seorang guru penggerak. Secara disadari, saya pun belum sepenuhnya memilki keenam nilai tersebut. Terutama nilai Inovatif dan kolaboratif.
Berdasarkan nilai guru penggerak. Guru penggerak bukan saja guru yang secara pribadi berkualitas untuk dirinya sendiri, seorang guru penggerak harus berdampak bagi lingkungan sekitarya atau sekolah tempat dia bekerja. Guru penggerak bukan sekadar syarat kenaikan karier dan jabatan, guru penggerak sebenarnya guru yang konsisten berikhtiar menciptakan perubahan dan budaya positif di lingkungan sekolahnya, lebih jauh lagi lingkungan komunitas, masyarakat, bahkan Negara demi tercapai tujuan pendidiikan dan mewujudkan siswa berkarakter.
Nilai-nilai guru penggerak tersebut tentu saja sejalan dengan peran seorang guru pengerak yaitu: menjadi pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lainnya, mengerakan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antarguru dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Seorang guru penggerak adalah guru yang mau mencurahkan waktu dan pikirannya untuk kemajuan anak-anak didik agar mereka tergali potensinnya, mampu belajar secara merdeka sesuai dengan bakat dan minatnya, dan menemukan nilai dirinya sebagai manusia yang bermanfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut tentu guru penggerak harus menjalankan kelima peran tadi dengan maksimal. Menjadi guru penggerak betul-betul membuat guru dibimbing untuk terus meningkatkan kemampuan dirinya dalam menjalankan peran guru pengerak dan menginternalkan nilai-nilai guru penggerak dalam dirinya.
MERDEKA adalah alur dari pendidikan calon guru penggerak yaitu Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi pemahaman, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antarmateri, dan Aksi nyata. Alur itu yang membimbing pola pikir guru dalam memahami isi modul. Materi dari instruktur yang inspiratif, pengelolaan oleh fasilitataor yang membuat nyaman dan makin paham dengan alur kegitan CGP dan pembinaan dari Pengajar Praktik yang solutif, menjadikan para CGP terus diarahkan menuju perubahan ke arah yang lebih maju, terus bergerak tanpa terbebani dengan prosesnya. Setelah masuk dalam pendidikan CGP saya banyak belajar dari para guru-guru semangat yang senantiasa memabagikan karyanya yang bermanfaat.
Saya masih teringat tentang Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Menurut beliau pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Pendidikan akan mencipatakan peradaban masyarakat yang dicita-citakan. Oleh karena itu, ketika benak saya bertanya, “Haruskah ikut jadi guru penggerak ?” Saya jawab insyaAllah, doa, dan harapan semoga saya bisa menjalaninya dengan baik, “Saya ingin ikut menjadi bagian insan yang berjuang untuk perubahan kearah yang lebih baik bagi bangsa melalui pendidikan.
Saat ini, euforia program Guru Penggerak yang digagas Mendikbud Ristek Nadiem Makariem menarik perhatian bagi guru.
Untuk menjadi seorang guru penggerak, proses seleksi yang dilakukan sangat ketat. Dimulai dari seleksi penulisan essai dengan batasan minimal kata, seleksi simulasi mengajar, serta seleksi wawancara.
Setelah dinyatakan lulus, Calon Guru Penggerak menjalankan proses pendidikan selama 9 bulan yang terdiri pembelajaran daring dan pendampingan. Pembelajaran daring berlangsung selama 6 bulan dengan 3 paket modul yang wajib dipelajari oleh Calon Guru Penggerak. Berikut adalah rangkaian pendidikan yang telah dilewati oleh Calon Guru Penggerak angkatan 4 Kab. Way Kanan
Lokakarya Perdana didampingi oleh Pengajar Praktik
Lokakarya perdana dihadiri oleh Calon Guru Penggerak dan Kepala Sekolah. Lokakarya dipandu oleh Pendamping. Lokakarya ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang Program Guru Penggerak, alur belajar Calon Guru Penggerak dan dukungan yang perlu diberikan oleh Kepala Sekolah selama program berlangsung.
Vicon instruktur
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 1.1: Reflksi Filosos Pendidikan Nasional
Setelah mempelajari modul ini,
CGP mampu memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).
CGP mampu mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan sekolah.
CGP mampu bersikap reektif-kritis dalam mengembangkan dan menerapkan pembelajaran yang mereeksikan dasar-dasar Pendidikan KHD dalam menuntun murid mencapai kekuatan kodratnya.
Aksi nyata Modul 1.1:
CGP membuat perubahan konkret di kelas dan menuliskannya dalam jurnal refleksi secara rutin.
Video Aksinyata
Modul 1.2: Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak
Setelah mempelajari modul ini:
CGP memahami bagaimana nilai diri bisa terbentuk dan merefleksikan pengaruhnya terhadap peran sebagai Guru Penggerak.
CGP membuat gambaran diri di masa depan terkait dengan nilai-nilai dan peran seorang Guru Penggerak.
CGP membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang bisa dilakukan untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak.
Aksi Nyata Modul 1.2:
CGP mampu menerapkan strategi untuk menguatkan nilai dan peran Guru Penggerak
CGP terbiasa untuk merefleksikan hasil pembelajaran yang didapat selama rangkaian modul 1.2.
Pendampingan Individu Perdana didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi tantangan belajar daring.
Refleksi penerapan perubahan kelas sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Perubahan diri untuk penumbuhan murid merdeka.
Lokakarya 1: Kompetensi Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 1, Calon Guru Penggerak mampu:
Mengidentikasi manfaat pengembangan diri.
Menjelaskan penerapan kompetensi Guru Penggerak dalam menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran.
Mengidentifkasi posisi diri berdasarkan kompetensi Guru Penggerak.
Membuat rencana pengembangan diri.
Vicon instruktur modul 1.2
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 1.3: Visi Guru Penggerak
Setelah mempelajari modul ini:
CGP mampu merumuskan visinya mengenai lingkungan belajar yang berpihak pada murid.
CGP mampu mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki CGP dalam mendukung penumbuhan potensi murid.
CGP mampu membuat rencana manajemen perubahan (menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka berkarya.
CGP mampu menjalankan rencana manajemen perubahan (menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka berkarya.
CGP mengeksekusi rencana manajemen perubahan dengan menerapkan paradigma inkuiri apresiatif dan membuat dokumentasi pribadi untuk proses pendampingan individu oleh Pengajar Praktik.
Vicon instruktur modul 1.3
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 1.4: Budaya Positif
Setelah mempelajari modul ini:
CGP mampu mendemonstrasikan pemahamannya mengenai konsep Budaya Positif yang di dalamnya terdapat konsep perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, 3 teori motivasi perilaku manusia, motivasi internal dan eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, 5 kebutuhan dasar Manusia, 5 posisi kontrol guru dan segitiga restitusi.
CGP mampu menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah aman dan berpihak pada anak.
CGP mampu menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid.
CGP mampu bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid.
CGP menyampaikan kepada rekan-rekannya mengenai perubahan paradigma dan penerapan strategi disiplin positif di kelas/sekolahnya masing-masing untuk menciptakan budaya positif. Diharapkan kegiatan ini akan membantu murid dalam belajar dengan aman dan nyaman untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan sebagaimana disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara mengenai tujuan pendidikan.
Pendampingan Individu 1 didampingi oleh Pengajar Praktik
Refleksi dan diskusi hasil umpan balik rekan sejawat.
Diskusi tantangan penerapan aksi nyata pada modul 1.1 dan 1.2.
Vicon instruktur modul 1.4
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang mampu:
Mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan.
Menjelaskan pentingnya mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar murid.
Menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Mengimplementasikan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dalam konteks pembelajaran di sekolah atau kelas mereka sendiri.
Menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil risiko dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Aksi Nyata:
CGP menggunaka pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari untuk membuat rencana, mengimplementasikan dan melakukan refleksi pembelajaran berdiferensiasi dan kemudian mendokumentasikan proses tersebut dalam moda yang dapat dipilih sendiri.
Vicon instruktur modul 2.1
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang mampu:
Memahami pembelajaran sosial dan emosional yang berdasarkan kerangka CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning).
Memahami tentang pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness).
Memahami strategi untuk menerapkan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh sesuai dengan konteks masing-masing guru.
Menerapkan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dalam kegiatan di kelas, lingkungan sekolah, dan komunitas praktisi.
Aksi Nyata Modul 2.2:
CGP menerapkan rancangan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh yang dikoneksikan dengan materi modul lain di dalam kelas yang diampunya.
CGP membuat sebuah RPP dengan memasukkan unsur diferensiasi dan kompetensi sosial-emosional, untuk dipraktikkan dalam kelas.
CGP mendokumentasikan praktik pembelajaran tersebut dalam bentuk video.
Pendampingan Individu 2 didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi penerapan komunitas praktisi di sekolah dengan menggunakan lembar kerja di Lokakarya 1 dengan pertanyaan kunci seputar capaian, tantangan, diskusi solusi tantangan Refleksi penerapan positif disiplin di kelas CGP.
Diskusi refleksi menjalankan tugas untuk dibawa ke Lokakarya 3.
Lokakarya 3: Visi, Misi, dan Program Sekolah yang Berdampak pada Murid didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 3, Calon Guru Penggerak mampu:
Peserta saling berbagi dan mampu menganalisis hasil pembelajaran dan harapan warga sekolah terhadap pembelajaran yang berdampak kepada murid.
Peserta mampu merumuskan dokumen awal visi, misi dan program sekolah yang berdampak kepada murid.
Peserta mampu menyepakati rencana aksi janji jangka pendek untuk dilaksanakan di sekolah.
Vicon instruktur modul 2.2
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 2.3: Coaching
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:
Memahami konsep coaching secara umum, meliputi definisi, tujuan, dan jenis coaching serta perbedaannya dengan mentoring dan konseling.
Memahami konsep coaching dalam dunia pendidikan sebagai keterampilan pendekatan pendampingan dan berkomunikasi dengan murid.
Memahami hakikat komunikasi yang memberdayakan dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
Memahami langkah-langkah mendengar aktif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
Memahami langkah-langkah bertanya efektif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
Memahami langkah-langkah memberi umpan balik positif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
Mengidentifikasi peran pendidik sebagai seorang coach di konteks sekolah.
Memahami pendekatan coaching sebagai pendampingan sistem among (Tut Wuri Handayani).
Melakukan praktek coaching dengan menggunakan model TIRTA kepada sesama CGP, atau bersama salah seorang murid, dan atau satu rekan guru di sekolahnya.
Mengembangkan sikap terbuka, kritis, empati dan percaya diri dalam melakukan praktik coaching.
Aksi Nyata:
Praktek Coaching Siswa
Praktek Coaching Rekan Sejawat
CGP mengajak satu rekan sejawat di sekolah asal untuk berlatih sesi coaching pada Pendampingan Individu ke-4 di hadapan Pengajar Praktik. Setelah CGP dan rekan sejawat mempraktekkan keterampilan coaching, CGP dan rekan sejawat diminta melakukan refleksi baik secara lisan maupun tulisan.
Pendampingan Individu 3 didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi pelaksanaan komitmen CGP dan kepala sekolah.
Diskusi komunikasi visi ke warga sekolah dan bagaimana tanggapan warga sekolah terhadap penyampaian visi, Pertanyaan tentang capaian, tantangan dan upaya perbaikan.
Diskusi tentang hasil pemetaan karakter murid di kelasnya (Modul 2.1).
Vicon instruktur modul 2.3
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Lokakarya 4: Guru Berpihak Pada Murid didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 4, Calon Guru Penggerak mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan strategi perbaikan diri dalam pengajaran yang berpihak pada murid mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam melakukan coaching menyusun RPP yang mengutamakan diferensiasi murid.
Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:
Melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran.
Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain.
CGP mampu bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema pengambilan keputusan.
CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
Aksi Nyata
CGP mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal.
CGP akan menjalankan praktik pengambilan keputusan dan merefleksikannya pada saat pendampingan individu.
Vicon instruktur modul 2.3.1
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:
Menganalisis aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.
Merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development).
Merancang program kecil menggunakan hasil pemetaan kekuatan atau aset yang sudah dilakukan.
Menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya pengelolaan sumber daya.
Aksi Nyata :
CGP melakukan implementasi materi dalam lingkup yang lebih luas, kemudian mendokumentasikan proses, hasil dan perkembangan belajarnya dalam bentuk e-portfolio, dan membuat refleksinya.
Pendampingan Individu 4 didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi aksi nyata setelah lokakarya 4 dan modul 2.2.
Diskusi pra-observasi dengan menggunakan lembar persiapan observasi yang sudah disediakan Observasi Praktik Pembelajaran.
Memfasilitasi refleksi dan memberi umpan balik hasil observasi.
Membimbing perencanaan perbaikan Follow up tugas hasil observasi kelas dari guru lain dan umpan balik dari siswa.
Latihan Praktik Coaching di sekolah memberi umpan balik pelaksanaan coaching dan membuat rencana perbaikan coaching rekan sejawat
Lokakarya 5: Refleksi Kompetensi Calon Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 5, Calon Guru Penggerak mampu:
Mengidentifikasi kompetensi yang sudah berkembang selama program calon guru penggerak.
Mengidentifikasi kompetensi yang belum berkembang selama program calon guru penggerak.
Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pengembangan kompetensi diri calon guru penggerak.
Menyusun rencana pengembangan diri berdasarkan kompetensi guru penggerak
Vicon instruktur modul 3.2
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 3.3: Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu:
Menunjukkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila.
Menunjukkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
Menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam program intrakurikuler/kokurikuler/ekstrakurikuler sekolah untuk mewujudkan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
Mengidentifikasi strategi pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.
Menerapkan satu program/kegiatan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid dan mempertimbangkan keterkaitannya dengan apa yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya.
Aksi Nyata:
CGP menjalankan rancangan program/kegiatan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya.
CGP mendokumentasikan proses eksekusi program/kegiatan mereka dalam bentuk e-portfolio
Pendampingan Individu 5 didampingi oleh Pengajar Praktik
Diskusi hasil Lokakarya 5 dan modul 3.1.
Diskusi hasil pemetaan sumber daya.
Refleksi proses pembuatan peta sumber daya (cek lembar refleksi).
Refleksi capaian kompetensi di bulan ke-5 dan mengapresiasi capaian Guru Penggerak
Lokakarya 6: Pengelolaan Program yang Berdampak pada murid didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 6, Calon Guru Penggerak mampu:
Menyusun rancangan rantai hasil program yang terdiri dari mengindentifikasi input, aktivitas, hasil cepat (output), tujuan antara (outcome), dan dampak (impact) pada rantai hasil program yang disusun.
Menyusun manajemen resiko program membedakan antara monitoring, dan evaluasi.
Mengetahui prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi.
Menyusun kerangka monitoring, evaluasi, dan pembelajaran.
Pendampingan Individu 6 didampingi oleh Pengajar Praktik
Refleksi penerapan rencana program yang dibuat di Lokakarya 6.
Diskusi progress program sekolah yang berdampak pada murid.
Diskusi tantangan yang dihadapi dan solusi yang dilakukan.
Demikianlah perjalanan calon Guru penggerak angkatan 4 Kabupaten Way Kanan, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi guru lainnya untuk terus menjadi pelajar sepanjang hayat sehingga tercapai lah tujuan pendidikan.