Kamis, 10 November 2016

CARA PESAN BUKU K13 ONLINE 2016


Bagaimana Cara Pemesanan dan Pembayaran Buku Kurikulum 2013 di Toko Online Buku K13 Tahun 2016/2017?. Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Nomor:12/D/KR/2016Tentang Pembelian Buku Teks Pembelajaran Bagi Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia, bahwa menyusuli Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor:10/D/KR/2016 tentang Penyediaan Buku Teks Pelajaran Bagi Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 (K13) Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
Cara Pembelian Buku Kurikulum 2013 melalui Online Shop 2016/2017

1. Buku teks pelajaran K13 yang direvisi untuk kelas 1, 4, 7, dan 10 telah siap dibeli oleh sekolah pelaksana K13 Tahun Pelajaran 2016/2017 yang telah ditetapkan melalui SK Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan sekolah pelaksana K13 Tahun Pelajaran 2015/2016 yang telah ditetapkan melalui SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud; 

2. Pemesanan buku teks pelajaran K13 seperti tersebut pada butir 1 sudah dapat dilakukan mulai tanggal 1 Juli 2016 dengan cara belanja daring (online shopping) pada masing-masing laman penyedia. Daftar tautan laman penyedia tersedia pada laman: https://e-katalog.lkpp.go.id/backend/iframe/bukuKurikulumK13; 

3. Kepala sekolah menugaskan operator Dapodik untuk melakukan pemesanan buku pada halaman online penyedia menggunakan User 1D dan password Dapodik; 

4. Pembayaran buku teks pelajaran K13 melalui dana BOS dilakukan setelah pesanan buku diterima oleh sekolah. Pembayaran dilakukan dengan salah satu cara yaitu:
a. Pembayaran non tunai melalui payment gateway yang disediakan oleh masing-masing penyedia;
b. Pembayaran non tunai melalui transfer langsung kepada penyedia. 

5. Tata cara pemesanan dan pembayaran buku lebih rinci dapat diperiksa pada laman masing-masing penyedia

6. Pengaduan pembelian buku dapat disampaikan melalui Telepon: 021-5703303, 021 57903020 Fax: 0215733125, SMS: 0811 976929 Email: pengaduan@kemdikbud.go.id

Selengkapnya, silakan Download Surat Edaran Kemdikbud tentang Pembelian Buku Kurikulum 2013

Tunjangan Profesi Guru Akan Ditentukan Hasil PKGuru

Kurikulum SD-MIPada saat ini besaran Tunjangan Profesi Pendidik (Guru) ditentukan berdasarkan gaji pokok yang diterima berdasarkan Golongan dan Masa Kerja. Kondisi tersebut menimbulkan banyak kritikan karena kenyataan di lapangan bahwa kinerja guru yang memiliki golongan dan masa kerjanya tinggi tidak lebih bagus dari guru yang golongan dan masa kerjanya rendah.

Akhirnya Menteri Pendidikian dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan harus merubah dasar pebesaran Tunjangan Profesi Guru. Dalam pernyataannya yang dimuat JPNN pada Rabu 26 Agustus 2015 menyatakan bahwa kinerja guru perlu sejalan dengan kompetensi guru, sertifikasi guru, dan penghargaan termasuk tunjangan profesi yang diberikan kepada guru. Untuk mendorong kinerja guru, pemerintah menetapkan bahwa penilaian kinerja dan kompetensi guru harus menjadi syarat pemberian tunjangan profesi, Itu sebabnya diperlukan mekanisme pengawasan dan penilaian yang handal dan akurat, sehingga penilaian tersebut adil dan bermartabat.

Mendikbud menerangkan pula bahwa Kemdikbud bekerja sama dengan Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penganggulangan Kemiskinan (TNP2K) telah melakukan ujicoba program Kinerja dan Akuntabilitas Guru (KIAT Guru). Rencananya, ujicoba akan mulai dilakukan pada pertengahan tahun 2016. Terdapat tiga instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur kinerja layanan guru dalam KIAT Guru.
  1. Menggunakan aplikasi berbasis Android yang dapat digunakan untuk mendata kehadiran guru dan murid secara akurat".
  2. Instrumen untuk mendiagnosa dengan cepat kemampuan dasar para peserta didik dalam literasi dan numerasi dasar peserta didik. Hasil pemetaan kemampuan dasar murid secara sederhana, lanjutnya, memungkinkan masyarakat untuk mengetahui sejauh mana capaian murid-murid di desa mereka dibandingkan dengan standar capaian Kurikulum 2006.
  3. Instrumen yang memungkinkan masyarakat menilai kinerja layanan guru berdasarkan 5-8 indikator, yang secara sederhana menuntut peningkatan kompetensi guru dalam hal profesionalitas, pedagogik, sosial, dan kepribadian guru.
Ketiga instrumen tersebut digunakan sebagai perangkat kebijakan untuk mengaitkan pembayaran tunjangan dengan kinerja layanan guru dan untuk meningkatkan akuntabilitas guru kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan amanat UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yang telah diadaptasikan untuk bidang pendidikan. 

Demikian sajian informasi mengenai Tunjangan Profesi Guru Akan Ditentukan Hasil PKGuru. Semoga informasi dapat lebih memacu kreativitas guru Indonesia guna meningkatkan kinerjanya.

Jayalah Guru Indonesia !!!
Sumber :http://ktsp-sd.blogspot.co.id/

Minggu, 06 November 2016

PROPOSAL PTK
untuk dwnlod klik di SINI

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Untuk contoh PROPOSAL PTK BISA ANDA DWNLOD Klik di SINI
A.  Pengertian
Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK. Proposal PTK dapat membantu memberi arah pada peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Proposal PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan dilakukan peneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas (pembelajaran).
Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal PTK penelitian berkaitan dengan pernyataan atas nilai penting dari suatu penelitian. Membuat proposal PTK bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Sebagai panduan, berikut dijelaskan sistematika usulan PTK.
B.  Sistematika Proposal
Sistematika proposal PTK mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat agar menampilkan wujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang subyek, tempat, dan waktu penelitian. Berikut contoh judul PTK dalam pendidikan dasar.
(1)     Meningkatkan hasil belajar melalui pembelajanan kooperatif pada mata pelajaran IPS (dapat dituliskan topik bahasan dan juga mata pelajarannya) di SD Negeri Banjarsari, Bandung.
(2)     Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran Fisika Kelas VII di SMP XXX.
(3)     Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Geografi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep tentang Perpindahan Penduduk.
(4)     Pembelajaran Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, Pembagian Menggunakan Sedotan (Drinking Straws) dan Kantong Operasi Hidung pada kelas 2 SD dengan Pendekatan Pakempros.
(5)     Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika dengan Menerapkan Pendekatan Realistik dengan Teknik Brainstorming by Guided Reinvension di Kelas X   SMAN 3 Kota Manna.
(6)     Praktik Radikal bebas dan Model Pembelajaran Problem Based Instruction Sebai Upaya untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa Pada mata Pelajaran Biologi.
(7)     Pengunaan Model Kreasi 10 Pola dan Pemanfaatan Bahan Ubi Jalar dalam Proses Pembelajaran Desain Seni Batik Cap di SMA.
(8)     Permainan Drag and Drop sebagai Kemampuan Menggali informasi pada materi Akuntansi sebagai Sistem Informasi di Kelas XI Jurusan Ilmu Sosial SMAN 1 Sulang Tahun Pelajaran 2006/2007.
(9)     Efektivitas Permainan Sepak Bola Tuna Netra dengan                                               Microkontroer Alternatif Alat Permainan Sepak Bola dengan Menggunakan Sensor Infra Red.
(10) Aplikasi Model Pembelajaran Traffic light Card Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas I SMKN 3 Banjarasri.
(11) Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Teknologi Bagi Siswa Kelas III SDN Tanggungrejo 4 Malang.
(12) Menumbuhkan Sikap Demokratis Siswa Kelas V SD Negeri No.2 Maros Melalui Permainan Simulasi dengan Media Papan Kartu dan Kartu Beberan.
(13) .Integrasi Outdoor Learning dan Indoor Learning dalam Meningkatkan Kemandirian di TK Anak Saleh Malang.
(14) Meningkatkan Kreativitas Siswa SD Negeri 3 Kota Banjar Dalam Pembelajaran IPA melalui PAKEM.
(15) Peningkatan Keterampiran Menulis Paragraf Deskriptif bahasa Inggris Melalui Kolaborasi Kamus Gambar dan Kerja kelompok di Kelas VII A SMPN 19 Surabaya.
(16) Metode Tiga Pencitraan Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dalam pembelajaran Bilangan Bulat dengan Media Bimamun Opsiba di Kelas VII B SMPN 2 Pakisjaya Kabupaten Karawang.
(17) Implementasi Model Cooperative Thinking and Moving (CTM) pada Pembelajaran PKn dalam upaya meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa di Kelas IX SMPN 1 Pamulihan Kabupaten Sumedang.
(18) Optimalisasi Penggunaan Asesmen Otentik untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Sains di SMP.

 A.  Latar Belakang Masalah
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian  latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal berikut.
(1)     Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
(2)     Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
(3)     Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masa!ah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.
B.  Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah
Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.
(1)     Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan PTK. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan cara mengajukan indikator keberhasilan tindakan, cara pengukuran serta cara mengevaluasinya.
(2)     Pemecahan Masalah; merupakan  uraian altematif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti disesuaikan dengan kaidah PTK. Cara pemecahan masalah ditentukan atas dasar akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan yang jelas dan terarah. Alternatif pemecahan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Di samping itu, harus terbayangkan manfaat hasil pemecahan masalah dalam pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran. Juga dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.

C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran yang dianggap sesuai, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan lain sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi pembelajaran bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.
Di samping tujuan PTK di atas, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh, khususnya bagi siswa, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan guru lainnya serta bagi dosen LPTK sebagai pendidik guru. Pengembangan ilmu, bukanlah prioritas dalam menetapkan tujuan PTK.

BAB II KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan  kajian baik pengalaman peneliti PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku-pelaku PTK lain di samping terhadap teori-teori yang lazim hasil kajian kepustakaan. Pada bagian ini diuraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan mendasar usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/ diantisipasi. Sebagai contoh, akan dilakukan PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:
(1)     Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, siapa saja tokoh-tokoh dibelakangnya, bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori tersebut, persyaratannya, dll.
(2)     Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaannya, dll.
(3)     Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai.
(4)     Bagaimana perkiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model di atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan dipecahkan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN
Pada bagian ini diuraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur ulang atau siklus. Sistematika dalam ini meliputi:
  1. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dan lain sebagainya.
  2. Variabel yang diselidiki. Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.
  3. Rencana Tindakan. Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti :
1)   Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan,  pelaksanaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah,  pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan. Disamping itu juga diuraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah
2)    Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3)   Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.
4)    Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan berikutnya.
  1. Data dan cara pengumpulannya. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya.
  2. Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindakan perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan yang diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.
  3. Tim peneliti dan tugasnya, pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama-nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.
  4. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.
  5. Rencana anggaran, meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan.

LATIHAN/TUGAS
1. Identifikasi Masalah dalam PTK
  1. kemukakanlah masalah-masalah atau kendala-kendala yang anda hadapi ketika   melaksanakan tugas  dalam pembelajaran/bimbingan……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


  1. pilihlah salah satu masalah yang menurut anda mendesak!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
  1. berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahannya!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

  1. Faktor-faktor penyebab munculnya masalah yang dirumuskan tersebut!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  1. Dapatkanlah satu alternatif pemecahan masalah untuk memecahkan masalah urgent yang anda hadapi tersebut! Alternatif pemecahan masalah itu harus bertolak dari hasil analisis dan didasarkan pada teori tertentu.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Kerangka Penelitian Tindakan
a. Masalah:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

b. Rencana Tindakan:
Siklus 1:
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Siklus 2:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

c. Rincian Tindakan/Langkah-langkah:

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


d. Contoh Format Observasi:

NOASPEK YANG DIOBSERVASISKORKETERANGAN
12345
        
        
        
        
        
        

3. Usulan PTK
a. Tulislah judul PTK yang anda usulkan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………Apakah judul PTK anda telah mencantumkan hal-hal berikut:
F  Tujuan
F  Cara menyelesaikan masalah
F  Tempat penelitian dilaksanakan

b. Deskripsi masalah yang anda hadapi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah masalah yang anda deskripsikan telah memuat hal-hal sebagai berikut:
F  Apakah deskripsi masalah telah disesuaikan dengan kondisi nyata     tentang kendala-kendala yang anda hadapi sewaktu melaksakan tugas kepengawasan.
F  Apakah deskripsi masalah telah memuat identifikasi satu masalah yang mendesak untuk segera dilaksanakan?
F  Apakah deskripsi masalah telah memuat  tentang analisis masalah?
F  Apakah deskripsi masalah telah memuat  tentang refleksi awal?
F  Bagaimana perumusan masalah?
c. Deskripsikan tentang cara pemecahan masalah yang anda ajukan!
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Apakah pemecahan masalah yang anda ajukan memenuhi rambu-rambu berikut?
F  Apakah ada alternatif pemecahan masalah?
F  Apakah alternatif pemecahan masalah itu didasarkan pada teori tertentu?
F  Apakah alternatif pemecahan masalah itu bertolak dari hasil analisis?
d. Rumuskan hasil yang diharapkan dari penelitian anda!
Apakah rumusan yang diharapkan dalam penelitian anda telah memuat hal –hal sebagai berikut:
F  Apakah rumusan hasil yang diharapkan telah mengemukakan hasil yang diharapkan bagi siswa?
F  Apakah rumusan hasil yang diharapkan telah mengemukakan hasil yang diharapkan bagi praktisi (kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan lainnya di sekolah)?
e. Kemukakan prosedur tindakan yang anda lakukan dalam PTK ini!
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Apakah dalam deskripsi tentang prosedur tindakan sekolah telah anda kemukakan hal-hal sebagai berikut:
F  Apakah ada deskripsi tentang setting dan karakteristik subyek?
F  Apakah ada variabel/faktor yang diselidiki?
F  Apakah ada rencana tindakan yang mencakup misalnya strategi, pendekatan, metode atau teknik yang digunakan dalam implementasi tindakan, observasi, analisis, dan refleksi?
  1. Tulislah lokasi penelitian anda!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
  1. Tulislah personil tim peneliti anda!
Klik di SINI

CONTOH PROPOSAL PTK

http://www.operatorsekolah.com/2016/05/41-contoh-proposal-ptk-tinggal-edit.html
https://cucuzakariyya.files.wordpress.com/2010/05/dedi-harianto.doc

Sabtu, 05 November 2016

CONTOH KASUS PEMBELAJARAN DAN JAWABANNYA

Kasus A
Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.
Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.
Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
Pertanyaan Kasus A
1.       Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).
2.       Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)

  
JAWABAN KASUS A (Pak Purwadi)
1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah:
Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal secara bertahap, misalnya pada kasus tersebut tampak Pak Purwadi sama sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal penjelasan yang runtut, jelas dan logis selangkah demi selangkah diperlukan untuk membuat siswa mudah memahami penjumlahan pecahan tersebut.
Pak Purwadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak dapat mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, misalnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut pada langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya. Pertanyaan langsung mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah anak mengerti atau tidak saja.
Pak Purwadi tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih berkeliling memberikan bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk di depan kelas (di kursinya) sambil membaca.
Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak Purwadi tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Purwadi memanfaatkannya menjadi bahan diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal tersebut maka pembelajaran akan dapat menjadi lebih baik.
2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, jika saya menjadi Pak Purwadi maka langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:

KEGIATAN PENDAHULUAN
Melakukan apersepsi
Memberikan motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran

KEGIATAN INTI

Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang memiliki penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2
Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh soal tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.
Memberikan sebuah contoh soal lagi, misal 1/3 + 1/4
Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menyelesaikan soal tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap siswa.
Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan soal tersebut.
Memberi sebuah contoh soal lagi, misalnya 1/2 + 1/5.
Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan dengan teman sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-masing. 
Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.
Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari guru memberikan bimbingan bila diperlukan.
Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah contoh soal untuk dikerjakan.
Mengecek jawaban siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan jawaban mereka masing-masing di papan tulis.
memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan jawaban siswa.

PENUTUP

Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.
Memberikan tugas rumah (PR) dan meminta siswa belajar untuk materi pada pertemuan berikutnya.


 Kasus B
Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan.
Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis.
Bu Lince:  
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya."
Anak-ank menjawab serentak: 
"Ya, Bu."
Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar.
"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lince dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.
Pertanyaan Kasus B
1.       Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
2.       Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lince ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).
3.       Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5)



JAWABAN SOAL KASUS KASUS B (BU LINCE)
1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat menikmati pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Lince dengan bagusnya mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai. Dengan baik sekali Bu Lince melakukan pembelajaran di bagian awal. Anak-anakpun dengan mudah mengikutinya dengan senang dan gembira. Berbeda dengan paragraf berikutnya, ketika Bu Lince mulai meminta anak-anak kelas 1 itu untuk membuat kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan masing-masing. Tentu saja pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi pertama yang hanya meminta mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih anak-anak tidak diberikan contoh atau cara bagaimana membuat dan menulis kalimat yang berhubungan dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa pembimbingan sama sekali. Anak-anak menjadi bingung, ribut, dan frustasi.

2. Pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh Bu Lince untuk anak-anak kelas 1 ini adalah pembelajaran terpadu (tematik), karena pemikiran anak-anak kelas 1 masih bersifat holistik. Selain itu pembelajaran tematik membuat siswa lebih aktif (terlibat aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan siswa.

3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 dengan tema sayur-sayuran, maka tema ini dapat dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada berbagai mata pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata pelajaran bahasa, siswa dapat diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa mereka jumpai di pasar, untuk mata pelajaran IPA siswa dapat diajak untuk mengenal bagian-bagian tumbuhan yang digunakan sebagai sayuran seperti daun, batang, bunga, buah, atau umbi. Pada mata pelajaran PKn misalnya, guru dapat mengajarkan perilaku jujur dalam kegiatan jual beli di pasar, serta untuk pelajaran Penjaskes, bahwa untuk tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.


Perencanaan Pembelajaran SD/Paket A

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan  Salam bahagia...Bapak / Ibu guru hebat kali ini kita akan mempelajari tentang perencanaan pembelaja...